MAKASSAR - DR. H. Abdul Wahid, MA, Muballigh dan Akademisi Makassar dalam tulisannya yang dipetik digrouf Whatsapp mengatakan bahwa Pasca resmi dilantik sebagai Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menggantikan Idham Azis yang telah memasuki masa pensiun, sepak terjangnya terus menjadi perhatian dan perbincangan publik, hal ini dikarenakan terkait dengan konsep yang ia usung yakni akan menjadikan Polri masa depan menjadi Polri yang “Presisi”, artinya Polri yang prediktif, responsibilitas, transparan dan berkeadilan.
Konsep tersebut mulai ia buktikan secara perlahan sebagai orang nomor satu di tubuh Bhayangkara, dimana Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memulai langkahnya sebagai Kapolri baru dengan melakukan kunjungan atau silaturrahmi ke sejumlah ulama di Jakarta, baik dari kalangan NU, Muhammadiyah maupun lainnya. Tentu hal ini sangat positif, sebab selama ini pola hubungan antara Polri dan ulama terkesan “ada jarak”.
Silaturrahmi Kapolri dengan ulama terus berlanjut hingga ke daerah termasuk saat ia berkunjung di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (11/2/2021). Dalam kunjungan tersebut Kapolri meninjau kampung tangguh Nusantara yang merupakan kampung edukasi kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 di Makassar.
Menarik untuk digaris bawahi di sela-sela kunjungan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di Makassar, ia meluangkan waktu untuk bersilaturrahmi dengan salah seorang ulama kharismatik Sulawesi Selatan yang sekaligus merupakan ketua MUI Sulsel AGH. Sanusi Baco.
Silaturrahmi tersebut sangat baik dan diapresiasi oleh masyarakat Sulawesi Selatan khususnya kalangan muballigh dan akademisi, sebab sebagaimana diketahui AGH. Sanusi Baco adalah merupakan sosok ulama yang amat dikagumi dan dihormati oleh masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan sehingga tak heran jika langkah yang dilakukan Kapolri Jenderal Sigit sangat tepat.
Secara geografis Makassar, Sulawesi Selatan adalah barometer Indonesia Timur, karena itu kehadiran Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo cukup beralasan, apalagi Makassar mungkin daerah pertama yang ia kunjungi di luar Pulau Jawa pasca ia resmi menjabat sebagai Kapolri, hal ini tentu bukanlah kebetulan tapi telah dihitung secara cermat dan matang.
Oleh karena itu, pesan yang tersirat dari silaturrahmi antara Kapolri dengan para ulama di Jakarta khususnya Ketua MUI Sulsel AGH. Sanusi Baco dapat dimaknai sebagai salah satu realisasi dari Polri yang "Presisi" dalam konteks responsibilitas. Artinya Polri berusaha menjemput bola terjun langsung ke masyarakat untuk meminta masukan terutama dari para ulama demi membangun citra Polri ke depan yang promoter, “Presisi” dan dicintai oleh masyarakat.
Pesan lain dari konteks silaturrahim tersebut adalah Kapolri Jenderal Sigit meminta para ulama khususnya di Makassar, Sulawesi Selatan agar mendukung langkah pemerintah khususnya Polri dalam mendorong masyarakat secara moral dan spiritual agar patuh terhadap protokol kesehatan sekaligus berperan aktif dalam menciptakan suasana kondusifitas dan kamtibmas di tengah masyarakat khususnya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pola hubungan antara Polri sebagai perwakilan pemerintah dengan ulama harus terus dijaga dengan baik, sebab menurut pandangan Imam Al-Gazali salah seorang ulama besar pada masa silam mengatakan, ”hubungan antara ulama dengan pemerintah seperti hubungan guru dan murid, ulama sebagai guru dan pemerintah sebagai murid. Dengan demikian jika ulama menasihati pemerintah, sama halnya dengan seorang guru menasihati muridnya”.
Akhirnya, teriring harapan semoga hubungan dan silaturrahim antara pemerintah khususnya Polri dengan ulama ke depan terus terjaga, demi menjaga keutuhan NKRI dan stabilitas nasional di seluruh wilayah Indonesia.(herman djide)