MAMUJU, - Setelah mengarungi lautan lebih kurang tiga malam, Kapal Kemanusiaan untuk Sulawesi Barat akhirnya melabuhkan sauh di Pelabuhan Belang-Belang, Kabupaten Mamuju pada Senin (1/2/2021). Muatan yang berupa logistik kemanusiaan dan sejumlah relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) akan mendampingi para penyintas bencana di Sulawesi Barat, tak hanya Mamuju, tapi juga Majene, untuk menuju ke tahap pemulihan. Harapan demi harapan terbaik pun terlantun atas kedatangan kapal yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan membawa seribu ton bantuan ini.
Gubernur Sulawesi Barat Andi Ali Baal Masdar saat ditemui jurnalis Indonesiasatu.co.id pada acara penyambutan kedatangan Kapal Kemanusiaan, Selasa (2/1/2021), mengatakan, bantuan yang dihimpun Aksi Cepat Tanggap sangat membantu para penyintas gempa di berbagai kecamatan di Mamuju dan Majene. "Mudah-mudahan adanya bantuan ini bisa menjadi kebangkitan masyarakat Sulawesi Barat, " ungkap Ali.
Kapal Kemanusiaan untuk Sulbar membawa berbagai bantuan kemanusiaan yang Aksi Cepat himpun dari masyarakat di berbagai daerah, khususnya Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat. Nantinya, distribusi bantuan tak hanya disalurkan bagi warga terdampak gempa di Mamuju saja, tapi juga para penyintas di Majene dengan prinsip pemerataan distribusi. Pasalnya, masuk pekan ke tiga pascagempa, para penyintas masih bergantung pada bantuan kemanusiaan, khususnya memenuhi kebutuhan harian dan belum semuanya mendapatkan bantuan yang sama.
“Pemerataan distribusi menjadi cita-cita besar kami untuk mengelola kedermawanan masyarakat ini. Kami masih menemukan banyak penyintas yang kekurangan pangan, apalagi masuk pekan ketiga pascagempa, bantuan kemanusiaan mulai berkurang. Melalui posko-posko kemanusiaan ACT yang tersebar di berbagai titik, pendistribusian akan lebih merata, ” jelas Direktur Eksekutif ACT Dwiko Hari Dastriadi saat acara penyambutan Kapal Kemanusiaan untuk Sulbar pada Selasa (2/2/2021) pagi.
Seribu ton bantuan dari dermawan yang dibawa oleh Kapal Kemanusiaan untuk Sulbar ini akan ditampung sementara di Wakaf Distrbution Center yang telah Global Wakaf-ACT sediakan di kompleks Pelabuhan Belang-Belang. Nantinya dari gudang yang berisikan bantuan kemanusiaan tersebut akan didistribusikan ke pokso-posko kemanusiaan ACT untuk diteruskan ke para penyintas gempa Sulbar.
ACT sendiri melayarkan Kapal Kemanusiaan bukan kali pertama ini. Di waktu yang sama, Kapal Kemanusiaan yang diberangkatkan dari Surabaya juga berlabuh di Banjarmasih, Kalimantan Selatan dengan membawa bantuan kemanusiaan bagi penyintas banjir. Pada 2018, Kapal Kemanusiaan juga hadir membawa buah kedermawanan masyarakat ke Lombok dan Sulawesi Tengah yang ditimpa bencana gempa bumi. Jauh sebelum itu, Kapal Kemanusiaan juga pernah ACT layarkan untuk Palestina.(JIS)
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Pemimpin, Bukan Pengecut!
|