MAKASSAR - Sebanyak 18 orang dari 20 terduga Teroris jaringan JAD diamankan dalam operasi Densus 88 Anti Teror di Makassar, Rabu, 6 Januari 2021 sekitar pukul 06:00 Wita.
Dalam operasi tersebut 2 (dua) orang meninggal dunia karena melakukan penyerangan kepada petugas dengan menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP. Sehingga petugas melakukan penindakan secara tegas dan terukur.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam menjelaskan perkembangan Penindakan Densus 88 AT Polri terhadap jaringan kelompok teroris di Perumahan Vila Mutiara Biru Kota Makassar dalam jumpa pers yang digelar di Aula Mappaoddang Polda Sulsel, Kamis, 7 Januari 2021.
Didampingi Pejabat Densus 88 Mabes Polri, Kabag Penum Div Humas Mabes Polri dan Kabid Humas Polda Sulsel, Kapolda Sulsel menjelaskan, pada Rabu (6/01/2021) pagi telah dilakukan penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Mabes Polri dan di back up Polda Sulsel di Perumahan Vila Mutiara Biru, Bulurokeng, Kec. Biringkanaya, Makassar.
Baca juga:
Polres Luwu Utara Latihan Pengamanan Pilkada
|
"Identitas dua terduga teroris yang meninggal saat penggerebekan yaitu R dan A yang merupakan mertua dan menantu dan terlibat JAD dan mendukung ISIS, R (46) warga Perumahan Villa Mutiara Biru 11 No. 2 Kel. Bulurokeng, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, dan A (23) warga Perumahan Villa Mutiara Biru 11 No. 2 Kel. Bulurokeng, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, " ujar Kapolda Sulsel.
Selain itu, satu orang pelaku lainnya mengalami luka tertembak, saat ini dirawat di RS Bhayangkara (dalam pengawasan petugas) atas nama LW (30) beralamat Villa Mutiara Claster Biru 11 Nomor 24 Makassar.
Lebih lanjut, Kapolda menjelaskan 18 orang yang diduga teroris diamankan di lokasi yang berbeda, 5 titik lokasi penangkapan Kec. Biringkanaya Villa Mutiara Makassar, Sudiang Raya, Kec.Tallo Kota Makassar, Kec. Somba opu, Kab. Gowa, dan Desa Taulo, Kec. Alla, Kab. Enrekang. Pelaku keseluruhan berjumlah 20 orang, terdiri 17 Laki-laki , dan 3 perempuan.
Menurut Kapolda Sulsel, terkait penindakan ini petugas telah dilakukan pengintaian dari tahun 2015 sampai 2021 hingga saat kejadian pada Rabu, 6 Januari 2021 oleh Densus 88 Mabes Polri, ”ungkap Kapolda.
Kapolda menjelaskan bahwa kelompok Teroris Villa Mutiara ini merupakan jaringan JAD dan beserta ratusan jamaah lainnya melakukan baiat kepada Khilafah ataupun ISIS pada tahun 2015 di Pesantren Arridha Pimpinan Ustadz Basir yang meninggal di LP Nusakambamgan karena terlibat teror.
Kelompok ini aktif melaksanakan kajian khusus bersama pendukung Daulah lainnya di Kompleks Villa Mutiara. Pada tahun 2016 Kelompok teroris Villa Mutiara ini berencana berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS, namun digagalkan saat telah berada di Bandara Soetta Jakarta.
Kelompok Villa Mutiara ini terlibat dalam pengiriman dana dalam aksi para pelaku Bom Bunuh diri di gereja Katedral di Jolo, Filipina, . Dan para pelakunya kelompok Villa Mutiara.
“ Jadi Sejak Oktober tahun 2020, kelompok teroris Villa Mutiara ini secara rutin telah melakukan latihan menembak dan naik gunung, ”kata Kapolda.
Selain itu, lanjutnya, fasilitator pelarian diidentifikasi atas nama Andi Baso yang merupakan DPO bom gereja Oukumene Samarinda tahun 2017, dan juga perencanaan bom gereja Jolo 2019 suami istri di Philipina, dimana Ulfa saudara kandung dari tersangka pelaku R dari Kelompok Villa Mutiara.
Adapun barang bukti yang diamankan diantaranya rangkaian bom, senpi laras panjang jenis pcp 6 pucuk, senjata tajam parang, badik, pedang, samurai, busur dan buku buku yg bersifat provokatif radikal. (anto)