BANTAENG - Dua Orang Petani di Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan mengaku mengalami kerugian pada musim tanam tahun ini (2020). Diketahui kecamatan Bissappu adalah basis lahan persawahan terluas di kabupaten Bantaeng.
Suyuti (50) yang punya lahan sawah kurang dari 1(satu)ha
di Kampung Mattoanging, Kecamatan Bissappu itu mengakui juga mengalami penurunan hasil panen di musim panen pada akhir tahun 2019.
"Sudah Tua padinya pak' baru saya dapat pupuk, itupun saya beli di Jeneponto, Saya beli 3 karung pak' di pasar karisa' Jeneponto dengan harga 280.000 rupiah per karung" Kata Suyuti pada media ini (Bahasa makassar) Senin, (14/12/2020).
Dirinya mengaku punya lahan menghampiri 1 Ha, Yang biasa menghasilkan sekitar 40 karung pupuk dalam setiap musim panen.
"Tahun ini "Kodippaua" (tidak enak dikatakan) Hanya untuk kebutuhan bibit, kurang dari 20 karung, saya hanya angkut pakai motor pak", Urainya
Ditempat terpisah, Hasan Takko (60) mengungkapkan juga mengalami penurunan hasil panen untuk musim tanam tahun ini (2020)
Petani yang mengelola lahan sawah di kampung Pa'ranga, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan itu, Juga menjelaskan persoalan penurunan hasil panen padi pada tahun ini (2020 Red.)
"Paccei inne taunga"(Dialek Makassar "pedis ini tahun"), Hasil panen hanya dapat 20 karung pupuk. Ini karena ulat dan pupuk juga sulit, saya hanya dapat 1 karung yang biasanya 4 karung pak', saya beli pupuk urea dipengecer Bantaeng, Beli Sama pak Ridwan Rp 110.000 per sak. Saya tidak tahu apa itu subsidi atau bukan.
Ia menjelaskan punya lahan dengan ukuran tanam 3x15 kg bibit padi mengalami penurunan hasil panen hampir separuh dari hasil panen tahun sebelumnya (2019)
Kendati demikian, Dikarenakan akan melakukan penanaman pada hari ini (14/12), Dia menaruh harapan perhatian kepada pemerintah kabupaten Bantaeng agar sulitnya mendapatkan pupuk tidak terjadi lagi.
"Insyaallah hari ini saya tanan padi pak", Saya berharap pupuk tidak sulit lagi didapat", Harapnya.
"Mungkin pemerintah tetap perhatikan kita pak, tapi kita tidak tahu, apakah ada oknum yang permainkan pupuk ini karena sebelumnya lancarji (lancar saja)", Pungkasnya.
Dikutip dari pernyataan Bupati Bantaeng, DR.H.Ilham Azikin pada berita sebelumnya, 21 Juli 2020, Dimana saat itu Bupati Bantaeng secara khusus melakukan pertemuan dengan mengumpulkan Dinas terkait, Distributor dan pengecer pupuk di Bantaeng.
Rapat yang gelar di ruang rapat wakil Bupati itu di laksanakan atas respon Bupati Bantaeng adanya unjuk rasa yang dilakukan oleh Forum Pemerhati Petani Butta Toa (FP2BT) Bantaeng pada selasa 21 Juli 2020 didepan kantor Bupati Bantaeng,
Dimana, Para pengunjuk rasa saat itu, meneriakkan kelangkaan pupuk di Bantaeng yang dimana menurutnya harus menjadi perhatian penuh Bupati Bantaeng karena menjadi salah satu program unggulan.
"Kami mencermati dinamika yang ada di lapangan termasuk aspirasi teman-teman", Dikutip dari Kata Bupati Bantaeng DR.H.Ilham Syah Azikin saat menerima seluruh pendemo diruang rapat asisten Pemkab Bantaeng (21/7) di kantor Bupati Bantaeng.
Sesuai janjinya Bupati Bantaeng pada keesokan harinya 22 Juli 2020 melakukan pertemuan di ruang rapat wakil Bupati Bantaeng dengan sejumlah distributor dan pengencer pupuk yang ada di Bantaeng.
"Ini adalah program unggulan kami, Diminta atau tidak, Didemo atau tidak, Pemerintah harus hadir, Terlebih dimasa Pandemi Covid-19 saat ini yang menjadi tumpuan hanyalah pada sektor pangan", Ungkap Bupati.
Bupati pada kesempatan tersebut mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"Kita masih dalam Covid - 19, Tidak ada yang lain yang bisa diandalkan hanyalah ketahanan pangan", Urai Bupati
"Saya minta Jangan ki' main main, Jangan ada spekulan", Ujarnya di hadapan distributor dan pengecer pupuk.
Bupati saat itu (22/7) mengungkapkan sesuai informasi data masih terdapat 4.2 ton di gudang. Sementara Stok pada kios sesuai data dari kementerian pertanian terdapat 4, 6 Ton pupuk bersubsidi.
"Ini pertanggal 19 Juli yaa.., menurut informasi kementrian pertanian stok dikios itu masih ada 4, 6 ton.Urai Bupati Bantaeng saat itu.
"Solusi pertama dengan mengaktivasi aparat hukum untuk bersama sama menjaga stabilitas distribusi dan penyaluran yang ada di lapangan", Jelas Bupati Bantaeng.
"Yang kedua sementara' mendesain memanfaatkan dana KUR untuk membantu petani dalam pengadaan pupuk termasuk pupuk urea", Lanjutnya.
"Kita akan menata semua unsur yang punya kapasitas untuk mengawal penyaluran pupuk tersebut", Pungkas Bupati Bantaeng di ruang rapat wakil Bupati pada Rabu, tanggal 22 Juli 2020 lalu.
(Ryawan)